Cegah Anemia untuk Masa Depan Anak yang Lebih Baik

Anemia adalah salah satu kondisi medis yang umum terjadi di Indonesia, terutama di kalangan remaja dan anak-anak. Berdasarkan hasil Riskesdas atau Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2018, sebesar 26.8% anak usia 5-14 dan 32% remaja usia 15-24 tahun menderita anemia. Anemia ini ditandai dengan rendahnya kadar hemoglobin dalam darah sehingga kemampuan hemoglobin dalam mengangkut oksigen ke seluruh tubuh berkurang. Beberapa faktor yang menyebabkan tingginya angka kejadian anemia pada anak dan remaja antara lain rendahnya asupan zat besi dan kesalahan dalam pola konsumsi, seperti mengonsumsi zat besi bersamaan dengan zat lain yang dapat menghambat penyerapan zat besi. Untuk meningkatkan asupan zat besi ini dapat diperoleh melalui konsumsi tablet tambah darah atau TTD. Di Indonesia, remaja putri yang mendapatkan TTD sebesar 76.2%, dimana 98.6% mengkonsumsi TTD kurang dari jumlah minimal per tahun, yaitu sebesar 52 butir. Sementara, 23.8% remaja putri tidak mendapatkan tablet tambah darah. Dengan demikian, perlu adanya kesadaran dari berbagai pihak untuk melakukan pencegahan anemia. Selain itu, anemia ini dapat berdampak negatif pada kualitas hidup dan perkembangan individu, sehingga penting untuk memahami gejala, dampak, dan cara pencegahannya.

Gejala Anemia

Gejala anemia dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan dan jenis anemia yang dialami. Beberapa gejala umum yang sering muncul antara lain:

  • Lemah, Letih, dan Lesu
  • Pusing atau Sakit Kepala
  • Mudah Lelah
  • Kulit Pucat

Dampak Anemia

Anemia dapat memiliki dampak serius, terutama jika tidak ditangani dengan baik. Beberapa dampak yang dapat terjadi akibat anemia antara lain:

  • Daya Tahan Tubuh Menurun
    • Kadar hemoglobin yang berkurang akan menyebabkan berkurangnya kemampuan darah untuk mengikat oksigen sehingga oksigen di dalam darah berkurang. Kekurangan oksigen ini akan membuat tubuh menjadi lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit karena sistem kekebalan tubuh melemah.
  • Pertumbuhan Sel Tubuh dan Otak Terhambat
    • Pada anak-anak, anemia dapat menghambat perkembangan fisik dan kognitif, yang dapat mempengaruhi kemampuan belajar dan perkembangan otak.
  • Konsentrasi Menurun
    • Anemia menyebabkan kelelahan dan kurangnya oksigen ke otak, yang dapat mengganggu kemampuan fokus dan konsentrasi, terutama pada anak sekolah dan pekerja.
  • Produktivitas Menurun
    • Rasa lelah dan lemahnya kondisi fisik akibat anemia dapat menurunkan produktivitas dalam kegiatan sehari-hari, baik di sekolah maupun di tempat kerja.
  • Beresiko pada janin
    • Pada ibu hamil, anemia meningkatkan risiko komplikasi seperti kelahiran prematur, berat badan lahir rendah sehingga menyebabkan stunting pada bayi, dan kesehatan janin yang terganggu.

Cara Pencegahan Anemia

Pencegahan anemia dapat dilakukan dengan mengadopsi gaya hidup sehat dan memastikan asupan nutrisi yang cukup. Berikut adalah beberapa cara efektif untuk mencegah anemia:

  • Konsumsi Makanan Kaya Zat Besi
    • Makanan kaya zat besi dapat berasal dari hewani ataupun nabati. Zat besi hewani, seperti daging merah, hati, dan ikan. Zat besi nabati, seperti brokoli, alpukat, kacang-kacangan, dan sebagainya. 
  • Konsumsi Sumber Vitamin C
    • Kombinasikan makanan kaya zat besi dengan makanan kaya vitamin C dapat membantu meningkatkan penyerapan zat besi. Makanan kaya vitamin C, seperti jeruk, stroberi, tomat, dan sebagainya.
  • Rutin Minum Tablet Tambah Darah
    • Remaja putri dan anak-anak merupakan kelompok yang berisiko tinggi terhadap anemia sehingga dianjurkan untuk mengonsumsi suplemen zat besi berupa tablet tambah darah secara rutin. Dosis TTD ini sebesar satu tablet per minggu selama 52 minggu per tahun. Program tablet tambah darah (TTD) yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia adalah salah satu upaya untuk mengatasi anemia di kalangan remaja putri. 
  • Rutin Berolahraga
    • Kombinasi pola makan yang sehat dengan olahraga teratur dapat membantu mencegah anemia dengan meningkatkan produksi sel darah merah, memperbaiki sirkulasi oksigen, dan menjaga berat badan ideal.
  • Edukasi dan Kesadaran Masyarakat
    • Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pencegahan anemia melalui edukasi di sekolah, puskesmas, dan media massa dapat membantu mengurangi prevalensi anemia di Indonesia.

Anemia adalah kondisi medis yang signifikan terjadi di Indonesia, terutama di kalangan remaja dan anak-anak. Dengan memahami anemia, gejala, dan dampaknya, serta menerapkan langkah-langkah pencegahan yang tepat, kita dapat mengurangi angka kejadian anemia sehingga meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Pemerintah, sekolah, dan masyarakat memiliki peran penting dalam mendukung upaya pencegahan anemia melalui edukasi, suplementasi, dan program kesehatan.